Nama lengkap : Haji Hasan bin Aliakim.
Sanak keluarga memanggil dengan sebutan : Hasan. Diperkirakan beliau lahir pada tahun 1856 masehi didesa Kurungan Jiwa dirumah puyang Aliakim didekat rumah kakak Luth. Tempat kelahiran desa Kurungan Jiwa, marga Lubay, keresidenan Palembang - pemerintah Hindia Belanda. Saat ini desa Kurungan Jiwa telah digabungkan dengan desa Baru Lubai, sehingga berubah namanya menjadi "Jiwa Baru"
Pugok Haji Hasan bin Aliakim, merupakan anak ke-2 dari 3 orang bersaudara pasangan seorang ayah : Aliakim bin Sinar dan Ibu : Rainim binti Segaran.
Kisah Berhaji
Beliau menunaikan Haji semasa masih membujang dan diceritakan tatkala menjelang keberangkatan beliau ketanah suci Mekah pada suatu hari beliau pergi kekebun Karet mendapatkan seekor Rusa. Perjalanan ibadah Haji dengan naik Kapal Laut menelusuri Selat Sunda menuju ke Lautan Hindia. Diperkirakan memerlukan waktu pulang pergi selama 3 bulan lamanya. Diatas Kapal Laut beliau ditunjuk menjadi pemimpin rombongan atau syeikh Haji.
Kisah Pekerjaan
Pekerjaan beliau adalah anemar Perusahaan Minyak milik pemerintah Hindia Belanda. Menjadi pemborong pembuatan rumah panggung kayu. Rumah hasil beliau diantara didesa Mesir kabupaten Way Kanan. Disana beliau membuat rumah panggung, selama 1 tahun lamanya. Berdasarkan selembar foto lama, postur tubuh beliau tinggi semampai, kekar dan berjenggot panjang. Beliau jarang sakit dan sangat sayang kepada sanak saudara.
Kisah Akhir Hayat
Diperkirakan meninggal dunia pada tahun 1961 masehi dalam usia 105 tahun didesa Baru Lubai dirumah panggung yang dibuat oleh beliau sendiri. Makam beliau terletak didekat makam puyang Aliakim, tidak jauh dari rumah Jontoni bin Samsul.
Kisah Pernikahan
Pugok Haji Hasan bin Aliakim, menikah dengan nenek Sedunah binti puyang Abdurrahman. Nenek Sedunah merupakan anak puyang Mesisa / puyang Mehaya binti puyang Renadi bin puyang Depati Subut desa Baru Lubai, marga Lubay, keresidenan Palembang - pemerintah Hindia Belanda, mempunyai anak sebagai berikut :
Komentar
Posting Komentar