Nama lengkap : Iskandar, sanak keluarga memanggil dengan sebutan : Dar, Kandar. Penulis memanggil dengan sebutan : Cak Iskandar. Lahir di desa Baru Lubai, kecamatan Prabumulih, kabupaten Muara Enim - provinsi. Sumatera Selatan, 9 Juli 1952. Merupakan anak ke-3 dari 11 bersaudara pasangan seorang ayah : M. Ibrohim bin pugok Haji Hasan dan Ibu : Nafisyah binti pugok Wakif, cucung dari pasangan pugok Haji Hasan bin Aliakim dan nenek Sedunah binti Abdur Rahman. Cicid dari pasangan puyang Aliakim bin Sinar dan puyang Rainim binti Segaran.
Ayah M. Ibrohim bin pugok Haji Hasan adalah pegawai tentara Jepang ditugaskan pada Logistik dimarkas Karang Endah. Sejarah telah mencatat bahwa pasukan Jepang yang tergabung dalam Datasemen Sakaguci dan dipimpin oleh Mayor Jenderal Sakaguci Shizuo, ditugaskan untuk menduduki daerah Palembang dan sekitar. Pada tanggal 14 Februari 1942 pasukan Detasemen berhasil menduduki Palembang dan kemudian pasukan ini terus melaju kearah Karang Endah. Ayah M. Ibrohim bin pugok Haji Hasan beherti dari pegawai tentara, setelah tentara jepang menyerah pada sekutu, setelah Bom atom di Nagasaki dan Hiroshima, kaisar Hiroito mengumumkan penghentian Perang Asia Timur Raya pada tanggal 15 Agustus 1945.
Pada masa mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia, beliau merupakan seorang pejuang kemerdekaan pada tahun 1947 sampai dengan tahun 1948 di marga Lubai suku 1, dengan nomor anggota 33 pada buku induk, Komandan Lettu Sjarnubi Said. Beliau bertugas dengan memberikan bantuan logistik, kepada para pejuang kemerdekaan yang lewat wilayah tersebut, seperti memberikan bantuan kepada anak buah mayor Iskandar. Baca cerita heroik yang beliau sampaikan kepada penulis, diantaranya seperti saat beliau hampir saja di tembak oleh tentara Belanda, di dekat Air Purun pada tahun 1948. Setelah negara Indonesia merdeka, beliau ditawari untuk menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia, dengan pangkat Sersan. Namun beliau menolak, dikarenakan beliau memilih untuk membuat usaha kerajinan Genting dan batu Bata.
Kisah Pernikahan
Cak Haji Iskandar bin M. Ibrohim menikah dengan Hajjah Haspita binti M. Qosim. Pernikahan mereka dilaksanakan pada bulan Mei tahun tahun 1976, di desa Kurungan Jiwa, kecamatan Prabumulih, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Resepsi pernikahan dilangsungkan, dengan sangat meriah yang hadiri tamu undang dari berbagai desa di wilayah marga Lubai suku 1, marga Lubai suku 1 dan Kuang Dalam. Resepsi ini menghadirkan hiburan dari grup musik Ida Laila dari kota Prabumulih. Bertindak sebagai pembawa kakak Risman bin Zawawi, kata sambutan atas pemerintah setempat Depati Haris dan kata sambutan sohibul diwakili oleh uwak Haji Tajuddin bin Abdul Wahab.
Kisah Pekerjaan
Usaha pangkalan minyak Tanah di kelurahan Tanjung Agung - kota Bandar Lampung, tahun 1977 - 1984. Menjadi Agen minyak Tanah di kelurahan Tanjung Agung - kota Bandar Lampung, tahun 1984 - 1997. Mendirikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pada tahun 1993 - 1997 di Cakat Nyek-nyek, Menggala - kabapaten Tulang Bawang.
Akhir Hayat
Cak Haji Iskandar bin M. Ibrohim, meninggal dunia pada tanggal 26 Januari 1997 bertepatan dengan 14 Romadhon 1417 hijriyah, di RSUD Abdul Muluk dan dimakamkan di TPU Blok 7, kelurahan Kampung Sawah Brebes, kota Bandar Lampung.
Anak Keturunan
- Ida Yulia binti Haji Iskandar
- Yulian Romdoni bin Haji Iskandar
- Yunita Fitri binti Haji Iskandar
- Dendi Mursalin bin Haji Iskandar
- Desi Ariyani binti Haji Iskandar
- Rika Pitaloka binti Haji Iskandar
- Abda'u Arsandi bin Haji Iskandar
- Meiliana Fitriana binti Haji Iskandar
Komentar
Posting Komentar